|
Tebingpos.com,
Karimun, Kepri|Di Karimun banyak tempat - tempat wisata yang diminati oleh pengunjung, baik itu lokal maupun dari luar Karimun, tempat - tempat tersebut tersebar di beberapa daerah di Karimun, ada pantai Pongkar di desa pongkar, ada pantai Pelawan di desa Pangke, ada air terjun Pongkar di desa Pongkar, ada pantai mukalimus di Tanjung Batu dan banyak lagi tempat wisata di kabupaten Karimun.
Dari semua tempat wisata ini, ada sebuah tempat wisata yang berpotensi yang memiliki keindahan panoramanya namun kurang diperhatikan oleh pemerintah kabupaten Karimun dan dinas terkait yaitu pantai batu limau yang berada di desa Batu Limau kecamatan Ungar, kabupaten Karimun.
Hasil pantauan wartawan di pantai batu limau, Selasa 9 November 2021, pantai limau sangatlah indah, di samping itu pantai ini mempunyai sejarah tersendiri yang sudah banyak di lupakan oleh masyarakat desa batu limau ini.
Foto: Ahmad Riduan Hutagalung wartawan Tebingpos.com di kantor kepala desa Batu Limau (Dok: Ahmad Riduan Hutagalung) |
Kades Batu Limau Zazali mengatakan pantai batu limau sudah berulang kali di kunjungi oleh bupati Karimun, dinas pariwisata, dinas perhubungan yang setiap kunjungan selalu memberikan janji akan adanya perbaikan dan perawatan di wisata batu limau.
Namun kenyataannya tidak ada, kalau bapak bupati Aunur Rafiq pada waktu mau pilkada berkunjung ke lokasi dan dalam kunjungannya beliau menyatakan akan memerintahkan dinas terkait untuk menata ulang wisata batu limau ini, namun kenyataannya juga sama.
dari pihak dinas pariwisata juga pernah datang ke lokasi ini, dinas yg berwenang dalam hal menata destinasi wisata yang ada di Karimun ini namun kenyataannya tidak ada juga respon dari dinas tersebut.
Beliau juga menyatakan bahwa pernah ada dari dinas perhubungan yang sudah mengukur dan merencanakan akan di buat tempat sandar kapal - kapal nelayan masyarakat batu limau tetapi tidak jadi disebabkan menurut mereka sandarnya kapal-kapal nelayan tersebut membuat pemandangan di sekitar tempat wisata tersebut terkesan kotor dan tidak tertata. Namun setelah masyarakat bergotong royong membersihkan areal pinggir pantai tersebut , tapi ternyata pengukuran tersebut tidak dilanjutkan dan tidak ada kelanjutannya lagi sehingga masyarakat menganggap hanya janji- janji manis.
Dikatakan Zazali lagi, tempat wisata batu limau juga tidak dimasukan dalam APBD, hal ini sangat di sayangkan olehnya, padahal masyarakat sudah pernah mengadakan swadaya, masyarakat membangun jembatan untuk tempat pengunjung ber poto dan mengabadikan momen- momen indahnya selama mengunjungi wisata batu limau, tapi sekarang jembatan itu sudah lapuk sehingga tidak bisa digunakan lagi, di bangun pada tahun 2018 yang lalu.
Ahmad Riduan Hutagalung