 |
| Foto : Permainan ketangkasan|Dok : SML. |
Tebingpos.com, Tebingtinggi|Aktifitas hiburan Pasar Malam di Kota Tebingtinggi sudah berjalan lebih kurang dua pekan, dimulai sejak Sabtu tanggal 12 Nopember 2022 sampai dengan Desember mendatang yang diadakan oleh pihak penyelenggara di Lapangan Merdeka Sri Mersing notabene milik Pemerintah Kota Tebingtinggi, tepatnya Jalan Sutomo kota setempat.
Dari pantauan kru media dilapangan, Senin (28/11/2022) malam, sekira pukul 20.30 WIB, aktifitas dilokasi pasar malam tersebut terlihat berbagai macam bentuk hiburan bersifat komersil dengan bentuk wahana - wahana permainan dan juga ada arena hiburan seperti permainan - permainan ketangkasan yang dapat dinikmati masyarakat telah disajikan pihak penyelenggara demi meraup rupiah besar di Kota Tebingtinggi.
Namun sangat disayangkan, hiburan berupa ketangkasan dengan beragam macam permainan disinyalir beraroma judi dan sangat menguntungkan bagi pihak penyelenggara, dimana jika ingin ikut bermain di arena ketangkasan itu setiap pemain harus membeli kupon atau karcis terlebih dahulu untuk diganti dengan alat yang digunakan untuk bermain, dan apabila pemain berhasil menaklukkan permainan akan mendapatkan hadiah yang disajikan pihak penyelenggara.
Dalam hal ini kru media melihat kalau di arena permainan ketangkasan dipadati pengunjung, beragam usia bisa ikut bermain termasuk anak - anak yang masih berusia pelajar. Ini dapat berdampak buruk buat generasi muda kita di Kota Tebinggtinggi, terlebih permainan ketangkasan ini tidak mengedukasi kearah yang baik buat masyarakat dan hanya membuang waktu serta menghabiskan uang, seharusnya bisa dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari maupun keperluan sekolah, namun dipergunakan buat mengadu ketangkasan yang hanya menguntungkan pihak pasar malam.
Salah seorang tokoh Masyarakat sekaligus tokoh Agama di Kota Tebingtinggi Ustadz Muslim Istiqomah kepada media, Minggu (27/11/2022) ungkapkan rasa keprihatinan atas adanya permainan - permainan ketangkasan di pasar malam Kota Tebingtinggi yang menurutnya berbau judi.
”Aktifitas ini merupakan penyakit masyarakat, berdampak buruk dan dapat merusak karena dapat membuat anak-anak kecanduan bermain lantaran adanya iming-iming hadiah yang menggiurkan, ucap Ustadz Muslim.
Tidak hanya itu, Muslim Istiqomah yang juga pengasuh Pondok Tahfiz Al-Qur'an di Kota Tebingtinggi, mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan informasi adanya santri/murid disekolah Tahfiz yang ia asuh juga sudah kecanduan bermain di arena permainan ketangkasan pasar malam.
”Murid kami, ketika mendapatkan uang dari orang tuanya langsung pergi ke pasar malam membeli kupon permainan ketangkasan, padahal kami ketahui orang tuanya susah”.
Oleh sebab itu, kami meminta pihak penyelenggara untuk menghentikan aktifitas permainan - permainan ketangkasan berbau judi di pasar malam itu, sebab bisa merusak mental dan moral anak - anak karena bisa mebuat kecanduan dan kami berharap pihak penegak hukum di Kota Tebingtinggi dapat menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya terkait adanya permainan ketangkasan di pasar malam itu.
”Namun, apabila tidak diindahkan, maka kami akan melakukan aksi untuk menyampaikan aspirasi kami demi tegaknya hukum di negeri ini,” tegas Ustadz Muslim.
Diarena permainan ketangkasan itu sebelumnya, kru media juga melihat bahwa beragam usia bisa ikut bermain, bahkan anak-anak berusia dibawah umur diperkirakan masih sebagai pelajar ikut bermain sangat terlihat asyik seakan kecanduan telah kecanduan demi mendapatkan hadiah-hadiah yang disediakan pihak pihak pasar malam disana. (*).
